Minggu, 27 Februari 2011

bayu udin

Assalamualaikum....

ni pengalaman waktu PLP (Program Latihan Profesi), bukan cerita baru, sempat di posting di FB, semoga menginspirasi,, hehehehe

selamat membaca....


BAYU UDIN

Pagi ini seperti biasa aku pake angkot jurusan margahayu-ledeng menuju ke tempat PLP. Dan sudah menjadi kebiasaanku duduk di pojok angkot, karena aku adalah penumpang yang turun palin akhir…. Heuheu,,
Kebiasaan ku di angkot,, yaitu pegang hp. Smsan or baca-baca status FB orang,, menyendiri mencari inspirasi,, alah.
Hampir sampe di jalan cemara, ada anak kucel, bau, kotor, naik angkot. Semua orang di angkot langsung melirik ke arahnya. Tapi tak satu pun tertarik bertanya padanya…. Aku pun hanya melirik anak itu sesekali, tapi entah kenapa aku penasaran. Aku perhatikan matanya, aku perhatikan gerak-geriknya….
Dia duduk tepat di sebelahku, karena angkot mulai penuh otomatis dy semakin dekat denganku….
Sepanjang jalan aku memperhatikan dy… dan bertanya-tanya dalam hati mau kemana anak ini….
Anak itu bertanya ke seorang perempuan yang berada tepat di sebelahnya, begini katanya, “mbak, jam berapa mbak?”. Si perempuan yang ditanya menoleh dengan ekspresi agak kaget tapi berusaha biasa “jam 7” jawabnya. Anak itu sedikit mengoceh, tapi aku tak mengerti apa ocehannya itu. Aku tertarik dengan cara bicaranya… kufikir… dy anak tunagrahita. Harus gimana ya??? Pertanyaan it uterus menghantui…(alah lebay,,)… ada ragu,, karena aku mau ke sekolah, kl aku bawa ke sekolah dulu, baru setelahnya aku cari cara…. Argh,, akhirnya aku sms guru sekolah yang juga kakak tingkatku… dy bilang “bawa aja, trus urus sama kamu. Rezeky mah ti mana weh…”. GUBRAKH!
“gw serius! Musti gmn? Sekarang gw dah dijalan Jakarta ni!”
“bawa aja.”
Sms terakhir itu menguatkan aku untuk membawa anak itu….
Sampai di sekolah….
“wi,, kenapa?” Tanya ibu kepsek… panjang lebar aku ceritakan kejadian di angkot. Bu kepsek langsung mengeluarkan baju dari lemari sekolah, “mandiin wi”.
‘waduh!!’
Bingung juga, meski aku punya 5 adik, tapi disuruh mandiin anak orang….
Yah….tak apalah,,belajar menjadi ibu (hahaha),,
Bayu kegirangan nemu air, dy basahi seluruh badannya. Hampir setengah ember dia habiskan untuk membasahi badannya….
Setelah makan bu kepsek mencukur rambutnya….
Terlihat lebih tampan wajah anak itu….
Saat di cukur, dy banyak mengaduh, dan terlihat takut…. Sempat dy cerita dipukul bos. Sepertinya dy pernah di jalanan….
Sesi mencukur rambut memakan waktu 15 menit. Bayu sudah sangat lapar… dy meminta kue pada orangtua murid yang sedang memberikan kue pada anaknya.
Setelah sesi cukur rambut langsung dy makan. Sangaaaat lahap…. Lapar sekali nampaknya….
Di ruang bermain bayu disuruh tidur, tapi dy ga tidur-tidur juga…. Malah bolak-balik mainin radio….
Jam sebelas siang, aku disuruh mengantar dy ke kantor polisi. Akhirnya dengan langkah enggan aku ke kantor polisi (karena aku yakin kantor polisi ga akan nerima).
Sampai di kantor polisi, aku ditanyai. Lagi-lagi aku mengulang kejadian tadi pagi…. Akhirnya pak polisi minta aku mengantar anak itu ke depsos. Kata pak polisi “disini mah bukan penampungan anak neng, jadi anter aja ke depsos”.
Ehm,, ”saya juga tau pa…. tapi saya ga tau harus di kemanain anak ini barangkali bapa bisa membantu saya”.
“ke depsos aja, ini urusannya mereka”
“alamatnya dimana pak?”
“coba hubungi 108, itu nomor informasi. Pake aja telp ini de”
“terimakasih pa, saya pamit. Assalamualaikum…”
“wa’alaikum salam. Anterin ke Depsos ja de”
Di Rajamandala Cipatat…..
‘waduh!!’ itu mah aku bisa pulang langsung ke sukabumi atuh….
Sedikit ragu aku pun beranjak dari kantor polisi. Asep siswa yang mengantarku, aku minta dy mengantarku ke kosn ku. Karena aku di dompetku Cuma ada beberapa lembar ribuan….
Entah kenapa, aku yakin klo depsos itu ga jauh-jauh amat. Akhirnya aku sms beberapa temanku, mencari tau. Karena aku konsen sms, dan Asep ga tau jalan dy membawaku ke jalan Dr. Otten. Untung disitu ada pos polisi, Alhamdulillah…. Pak polisi tau alamat nya dan aku pun sedikit ada gambaran….
“Asep,, GO!!!”
Bayu ga bisa diem, dy laper n haus banget kayanya…. Di lampu merah deket hasan sadikin, ada ibu-ibu lagi duduk-duduk. Trus, ada segelas kopi. Bayu bilang “bu, minta bu”. Hadoooooh….. nanti ya bayu…. sepanjang jalan menuju dinas social bayu ga bisa diem, tangannya berusaha memegang mobil yang berada dekat motor kita. Badannya gerak-gerak…..wuuuiiiiihhhh……
Sampe di Dinas Sosial Asep bicara dengan bahasa isyaratnya “Aku pernah kesini 2 kali”. Wuuuuuuuihhhhh,, “kenapa ga bilang Sep…”.
Huft….
Aku tak ingin berlama-lama…. Aku membawa bayu masuk ke kantor Dinas Sosial. Dy langsung duduk dan anteng menonton TV. Aku ditanyai lagi…. Baiklah… aku bercerita lagi….
Kemudian, aku diminta ke ruangan paling ujung….
Sampai diruangan, aku bercerita lagi….
Dan di suruh ke ruangan sebrangnya,, dan…. Bercerita lagi….
Salah satu petugas dinas social langsung bilang “Autis ini mah”
Waduh,, koq langsung memfonis gitu…. Tapi,, aku juga ga tau sebenernya anak itu kenapa…. Yang penting dy dah aman sekarang….
Akhirnya…. Bayu ku tinggal… saat aku mau pergi bayu sempat bangun dan mau ikut, tapi kubilang padanya untuk diam disitu… dan aku pergi… kembali ke sekolah….
Hmmmm…… pengalaman yang tak terlupakan……
Semoga kau jadi anak baik ya bayu….

*thank’s to: t’siska, energi itu muncul ketika kau meyakinkan aku kl aku bisa ^_^. Bu ana, terimakasih mau membantuku…. Pa dik dik yang mencukur rambut bayu. Pa adi, yang memberikan jatah makan paginya buat bayu juga motornya untuk mengantar bayu ketempat yang lebih baik insya Allah. Asep Zunaedi muridku yang paling baik n pengertian yang kecapean gara-gara aku ajak-muter-muter nyari Depsos…. Dani yang aku susruh bolak balik buat beli shampoo n sabun. T’uwie yang dengan sabarnya menungguku untuk pulang bareng…. Dan teman-teman PLP ku…. Mamah Gevin yang mau membagi kue anaknya buat bayu…. dan semua yang aku repotkan…….maaf ya…. ^_^

huuuuu,, kangen murid-murid ku di SLB B Sukapura....

Jumat, 18 Februari 2011

diam

hanya diam yang bisa ku sampaikan...
enggan berkata...

seperti angin yang menyapa dedaunan....
seperti bintang yang menyapa malam...

bukan lagi gemuruh,
tidak lagi teriak,
hanya diam...

seperti kertas yang hanya diam....